Bondowoso, smkn1pujer.sch.id
Masa remaja seorang manusia memiliki perkembangan dan
transisi yang hebat pada perubahan fisik, kognitif dan sosial emosional. Selain
itu remaja juga memiliki rasa ingin tahu yang yang lebih besar dibandingkan
pada masa kanakkanak, bahkan kadangkala rasa keingintahuan itu tidak diiringi
oleh pikiran yang rasional. Hal tersebut membuat seorang remaja mengalami
pengalaman yang baik, buruk, gembira, sedih dan menyakitkan, namun hal ini
adalah hal yang wajar untuk seorang remaja yang sedang mencari identitas
dirinya (Hidayati, 2016). Selain dengan pengalaman, para remaja biasanya
melakukan bermacammacam cara untuk mencari identitasnya, seperti bergaul dengan
teman sebaya di daerah lain, mencoba bahasa gaul atau bahasa daerah lain,
menggunakan pakaian yang sedang tren dan mencontoh perilaku dari orang-orang di
sekitarnya (Jannah, 2021).
Dari latar belakang tersebut maka Bimbingan Konseling
(BK) SMKN 1 Pujer Menyusun sebuah program bernama “WHO AM I” yang bertujuan
untuk menggali potensi diri siswa. Program ini merupakan ide brilian dari guru
BK SMKN 1 Pujer yaitu Bapak Mohammad Rasidi, S.Pd yang akrab disapa Pak Simon.
Ide ini muncul saat pak Simon sedang mengobrol dengan salah satu siswa yang
sedang bingung mencari jati dirinya.
Program “WHO AM I” ini dilaksanakan secara individual
yang dilakukan dalam dua fase. Fase pertama adalah Self Deep Talk. Pada
fase ini siswa akan diberi kesempatan untuk menemukan self power dan self
weakness dengan tips dan trik yang sudah diberikan oleh Pak Simon. Fase kedua
adalah Coaching Clinic. Pada fase ini siswa akan menyampaikan apa yang
sudah siswa temukan pada fase pertama kepada guru BK. Setelah itu Guru BK akan
melakukan coaching untuk menemukan potensi terdalam dari siswa tersebut.
Secara
rinci proses pelaksanaan Program “WHO AM I” sebagai berikut::
1. Siswa
Bercermin sendirian selama 3 menit sambil merenung.
2. Siswa
Menulis hasil renungan yg isinya 8 poin jurus rahasia.
3. Siswa
Menyerahkan hasil dan berkonsultasi dengan guru BK.
4. Guru
BK menganalisa, memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa serta menggali dan
memberi dukungan terhadap potensi siswa.
5. Siswa
menemukan jati dirinya.
6. Siswa
meninggalkan ruangan dengan harapan dan semangat baru serta rencana kedepan yg
lebih baik.
Program
“WHO AM I” mendapat dukungan dari semua warga SEMAKER khususnya para siswa yang
sangat ingin mengetahui apa potensi mereka. Pak Simon selaku penggagas program
ini memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk menemukan
potensi mereka. Program “WHO AM I” ini menggunakan prinsip kejujuran dan
keterbukaan siswa.
“Harapan
kami agar siswa bisa menemukan potensi yang mereka miliki sehingga tidak
kesulitan untuk mengambil langkah setelah lulus nanti akan kemana” tutur Pak
Simon.
Penasaran
seperti apa sich program “WHO AM I” ini? Kita tunggu saja berbagi praktik baik
Pak Simon pada Program SEMBAKO ya….
Atau
bisa berkunjung ke SMKN 1 Pujer untuk berdiskusi langsung dengan ahlinya.
Jayalah
selalu SMKN 1 Pujer. SEMAKER SAKTI MANDRAGUNA
Daftar Pustaka
Hidayati, N. W. 2016. Hubungan
harga diri dan konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja. Jurnal
Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI), 1(2), 31–36
Jannah, M & Satwika,
Y.W. 2021. Pengalaman krisis identitas pada remaja yang mendapatkan
kekerasan dari orangtuanya. Jurnal Penelitian Psikologi, 8(2), 51–59
Siiip
BalasHapusTerima kasih bu
Hapus